Selasa, 20 Januari 2015

KAMU, AKU DAN CINTA

Dunia kita sama
Berada di satu langit yang sama
Melihat bulan yang sama
Menatap pelangi yang sama
Tapi kita adalah kisah yang tak akan pernah menjadi indah
Cinta yang tidak pernah berakhir manis
Sebab cinta kita beda


". . . karena mengenalnya, aku tidak perlu menjadi kamu; dia; ataupun mereka. aku cukup menjadi aku. setelah aku takut mengenal perbedaan, namun ketika tau perbedaan itu terlalu asyik, menyenangkan, dan semakin membuatku takut untuk memiliki perasaan yang lebih dalam dari hari ini, hari esok terlebih dari hari kemarin. cintanya semakin kuat sementara ketakutanku kian merambat"

Tak ada pertemuan, saling tatap satu sama lain. Aku mengenalnya lewat tulisan, suara dan gambar.
Mengenalnya dari situ sudah cukup. Membahagiakan.
Setelah itu kita jatuh cinta dari waktu ke waktu lewat tulisan indah.
Tuhan selalu memberi cara yang indah untuk cinta.
Tapi cinta?

Setengah tahun perjalanan kisah ini, kita lebih banyak saling mengenal.
Yang aku tau dia punya karakter humor yang tinggi.
Ada saja yang membuatku tertawa selepas itu.
Ketika dia sakit, aku lah orang paling bodoh.
Tidak bisa di sampingnya, namun hanya bisa menjaganya lewat suara.
Berbagai hal indah kita bicarakan.
Berbagai tangis juga kita lewatkan.
Tapi kita tidak bisa untuk terus seperti ini...
Menjaga perasaan yang salah...
Kita tidak bisa bersama,
Kita harus berpisah...

"AKU SAYANG KAMU"
"Tapi kita adalah hubungan yang ngga pernah ada akhirnya, ngga ada ujungnya"
"Kamu yakin dengan yang seiman, hubunganmu bakalan ada akhirnya? Kamu Tuhan? Bisa nebak akhir hubungan seseorang seperti apa?"
"Kamu mikirlah, kita hidup di Indonesia. Kita ngga bisa sama-sama"
"Karena kamu ngga yakin"
"Aku takut, takut menghadapi mama papa kamu. Aku juga takut menghadapi keluarga aku"
"Karena keyakinan?"
"Gimana caranya biar kita bisa satu? Gimana?"
"Kamu nanya aku? Aku yang ikut kamu atau kamu yang ikut aku. Sama aja buatku. Kamu pikir Tuhan ada berapa? Ada 5?"
"Aku gak mau kamu ikut aku. Gak !"
"Kenapa? Karena kamu juga ngga mau ikut aku? Ya jelas, karena kamu ngga pernah yakin"
"Kamu orang yang pernah aku kenal dan paling berani resiko"
"Karena aku yakin. Udah. Cukup. Hiduplah dengan hidupmu sendiri. Aku sudah lelah"

Hidup itu pilihan. Setidaknya aku sudah berani memilih hidupku sendiri.
Tidak ada yang salah dari memilih.
Buatku, menyelesaikan masalah dari perbedaan ini adalah berpisah dan menyerah.
Bukan bersatu.
Selamat Tinggal,
Berbahagialah lebih dari bahagiaku ~


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar