Minggu, 08 Desember 2013

KAMU DALAM AKU

Kamu embun terhangat dalam gelas kopiku
Kamu uap es dalam secangkir ice creamku  
Kamu irisan daun asmara dalam silinder kertasku
Kamu edelweis dalam album herbariumku
Kamu gemersik birahi yang terpenjara dalam sungai-sungai darahku
Kamu secercah hasrat yang terjebak di langit merah ku
Kamu cahaya yang memecah kesunyianku pada kata-kata berkristal di udara
Kamu lentera pembunuh sepi lewat sajak yang melayang-layang antara angin dan laut
Kamu lekung pelangi dalam gelombang yang menembus celah dadaku
Kamu sayatan bulan yang mendekam dalam pandangan mataku
Kamu sepercik wewangian yang menemani puntung rokokku
Kamu setetes aroma yang mengikat laraku dalam taman mimpi  
Kamu ribuan riak yang menggema dalam candaku.
Kamu gerimis yang berirama dalam nadiku
Kamu siluet senja yang terlipat di teduh mataku
Kamu sisa-sisa malam yang berapi-api di ruas wajahku
Kamu simpul yang membalut getar anuku
Kamu tali yang melapisi degup rongga dadaku
Kamu siulan angin yang terjebak dalam pikiranku
Kamu aksara yang tertuang dalam ingatanku

Jember - PematangSiantar, 5 Oktober 2013
Sajak Persatuan Berty Sancaka / @nonnBerty & Borsak Sirumonggur /@sihombingLbt
via twitter

omnibus puisi

BARANGKALI BUKAN RINDU
 seketika seperti tersadar dr tidur yg panjang,
seketika seperti tertampar sangat keras,
seketika semua rindu lapuk

TAK LAGI DUA
yang tadinya rindu,
kini jadi abu...
dan bambu tak lagi butuh itu.
dua pintu jadi satu, tinggallah satu nama,
tak lagi dua !

BYE
silahkan pulang,
silahkan kembali,
aku sudah berbaik hati, rumah mu disana, hatimu juga disana...
bye-bye perspektif huruf O...

PERI-(H) RINDU

ia sedang jatuh...
ia juga seringkali gugur, dalam lamunannya sendiri...
padahal ia tau, rindunya masih satu, utuh

apa yang dipikirkan perempuan itu?
sementara rindunya tetap mekar melingkar, tidak layu, tidak juga tumbang,
ia hanya berpikir tentang seekor kumbang yang akan datang...

aku pernah berjalan diatas kepingan-kepingan hujan
bertabur serpihan rindu yang runtuh.
entah siapa pengirimnya.
ku namakan "peri-(h) rindu"

PRAGMATISME SENYUM

kita hanya mengenal huruf-huruf yang menciptakan nama satu sama lain.


kita tidak pernah tau apa-apa.


tapi kita punya satu arti senyum yang sama

KSATRIA TAK BERLABUH

sementara rindu yang gelisah,
seperti raja hutan yang tersesat dalam rimbanya sendiri
kata yang terucap di malam itu, mencipta dalam lengking haru...
tak banyak, dan tak berharap jua pada pangkal ujungnya

ku antarkan perahu pada dermaga,
kemudian setelahnya, aku kembali dan ia tetap bersandar pada dermaga yang tengah dinantinya
tak ada serangkai kata yang kuucap dalam "penantian"
tak ada janji yang pernah kuuntai dalam "kepastian"
adalah apa yang terjadi dan yang berlalu...

apa yang kau cipta ketika malam?
apa yang kau sentuh ketika pagi?
ada kecupan pada mawar dari embun yang cemburu.

kenapa gugup dalam tawa?
kenapa gelisah dalam canda?
kau tak pernah terabai rasa...
kasih yang tercurah tanpa ruh dan asma

Jember, 3 Desember 2013

SAGA



Pujangga berkelana pada buih-buih kosong dan menghasilkan imaji

Lalu melentingkan bulan seperti koin berharap dia jatuh di pelukan

Sambil melingkarkan tawa tanpa peduli sedu sedan

Mengaumkan pujian bahkan malaikat enggan untuk berpaling

Suaranya merdu seperti kekasih yang memanggil sebaris nama pujaannya

Tapi hanya mengulum senyum karena melihat dirinya bahagia

Senyumnya bercabang dan jatuh pada derai pagi yang aduhai, cantik

Biarkan sinar paginya menelan rapuh dan dingin hatinya

Biarkan senja menutup kidung duka yang mengapung disudut pupil nan mungil itu

This is saga

7 Desember 2013
by : @nonnBerty & @dodopur (via tweet - retweet)