Pujangga berkelana pada buih-buih kosong dan menghasilkan
imaji
Lalu melentingkan bulan seperti koin berharap dia jatuh di
pelukan
Sambil melingkarkan tawa tanpa peduli sedu sedan
Mengaumkan pujian bahkan malaikat enggan untuk berpaling
Suaranya merdu seperti kekasih yang memanggil sebaris nama
pujaannya
Tapi hanya mengulum senyum karena melihat dirinya bahagia
Senyumnya bercabang dan jatuh pada derai pagi yang aduhai,
cantik
Biarkan sinar paginya menelan rapuh dan dingin hatinya
Biarkan senja menutup kidung duka yang mengapung disudut pupil
nan mungil itu
This is saga
7 Desember 2013
by : @nonnBerty & @dodopur (via tweet - retweet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar