Masih
terdengar jeritan suara-suara kecil yang beradu...
Disana,
diantara malam kelabu dan pagi yang membisu...
Ingin
aku berteriak diatas menara gunung itu...
Walau
mungkin teriakanku takkan terdengar...
Biarlah
kemudian angin kan membawa pesan singkat itu,
Kan
ku biarkan malam memeluk kata-kataku,
Kan
ku saksikan pagi melepas janji-janjiku dalam genggaman tanganmu,
Aku
hanya sebutir pasir,
Tapi
hatiku sedalam samudera kepada namamu...
Seluas
negeri ini cintaku kepadamu,
Wahai
sang kekasih...
Langit
gelap berselimut kelabu...
Awan
biru bercadar kelabu...
Sementara
dibawahnya aku merasakan kerinduan,
Kerinduan
pahit yang menyiksa raga dan bathin ku,
Bolehkah
sejenak ku hapus dengan menanti balasan dari salam rinduku untukmu?
Kau
harus tahu duhai kekasih,
Aku
bahagia dengan mu...
Usia
ini akan habis bersama dalam 1 cinta,
Yaitu
cintamu...
Cinta
ku kepadamu atas ijinNYA,
Rindu
ku kepadamu adalah rindu ku kepadaNYA...
Bayangan
wajahmu ingin ku lenyapkan,
Karna
mengganggu setiap pandanganku,
Tapi
tak berdaya atas perintah hatiku sendiri,
Kau
tetap tumbuh didalam hari-hariku seperti melati yang terus menebar wangi,
Mungkin
pula aku telah mabuk oleh secawan anggur ditanganku sendiri...
Dibawah
langit malam aku biarkan raga merayap-rayap seolah akan menyentuh wajahmu,
Diatas
kaki bumi ku biarkan tangan ku menggapai jemarimu...
Telah
ku sadari sejak kicauan burung mengintip di jendela tidurku,
Bahwa
aku frustasi !
FRUSTASI
KU RINDU kepadamu,
Wahai
Paduka ku,
Perankan
aku dalam ratu sejagad di dalam mimpimu...
Aku
kan datang menjemput impian itu dalam nyata ku !
Dunia...bawalah
aku terbang menuju ke kota sang kekasihku,
Waktu,
kembalikan aku dalam pelukan sang kekasihku itu...
Jember,
Aku
datang untuk menemui kekasihku disana...
Kota
pelajar sebagai tugu pertemuanku dan kamu...
Kekasihku,
Sampai
bertemu lagi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar